Pages

16 Desember 2014

KRITIK BERITA ISU STRATEGIS KESEHATAN BILA MENJADI PEJABAT KESEHATAN

MENGKRITIK BERITA ISU STRATEGIS KESEHATAN 
BILA MENJADI PEJABAT KESEHATAN


Berita Utama :

Menuju Pelayanan Prima “RSUD Damanhuri Berbenah”


BARABAI, Kalimantan Selatan- Kecuali kasus subspesialistis, manajemen baru RSUD H Damanhuri Barabai berjanji tidak merujuk pasien serta menjamin stok obat cukup. Itulah langkah awal mewarnai pekerjaan berat dan amanah pejabat baru untuk menciptakan rumah sakit kebanggaan bumi Murakata menuju pelayanan baru. Komitmen itu termasuk mencukupi semua pelayanan 4 dasar seperti anak, bidan, bedah, dan penyakit dalam. Targetnya, 6 bulan, rumah sakit plat merah berubah menjadi tipe B secara terakreditasi. Itulah sekelimit masalah besar yang membuat Bupati HST Dr H. Harun Nurasid bergerak cepat dan mengambil langkah yang tak lazim yakni mengangkat Mayor Ckm dr Mochammad Afid Ayanto, Sp.OG sebagai direktur baru. Target yang menguntungkan masyarakat itu sulit tercapai tanpa dukungan dari hati semua pihak yang terlibat dalam pembenahan rumah sakit. Dan, tidak ada lagi informasi pengkotak-kotakan di internal yang sangat mengganggu kualitas pelayanan. Direktur baru, Mayor Ckm dr Mochammad Afid Ayanto, Sp.OG akan menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest) dan saat bertugas lebih transfaran, jujur, objektif, akuntabel. Bahkan, dia siap menyampaikan informasi penyimpangan integritas rumah sakit. Lemahnya leadership di rumah sakit itu juga dijawab Afid Ayanto dengan komitmen memberikan contoh konsisten serta berperan aktif mencegah KKN dan perbuatan tercela. Sedangkan Bupati HST Dr H Harun Nurasid memaparkan, pejabat baru harus menciptakan harmoninasi serta menghindari gesekan yang tidak bermanfaat. Harun berharap, semua mendukung langsung dari hati termasuk dokter dan tim medis. “Bangun komunikasi agar tambah kokoh, perbaiki dan benahi kekurangan, manajemen yang baik pasti bisa menggerakan pelayanan untuk mengikis catatan masalah,” kata Bupati HST H Harun Nurasid. Harun mengaku sangat lama mengamati rumah sakit. Awalnya, ujar Harun, berniat mengangkat seorang direktur dari internal HST. Karena ada sesuatu yang penting untuk dibenahi, sehingga sulit terealisasi. Salah satu usaha berbicara dan memohon kepada Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman untuk mengirimkan salah satu anggotanya. Kebetulan, RSUD H Damanhuri Barabai sudah BLUD yang membolehkan direktur berasal dari PNS atau swasta asalkan punya kompetensi. “Apalagi M Afid Ayanto berpengalaman bertugas di berbagai rumah sakit, salah satunya di wilayah konflik seperti Poso. Dia telah melewati proses fit and proper test, moga usaha dan langkah yang kami ambil ini tepat,” pungkasnya. Dani, salah satu warga Manjang Barabai berharap, tidak ada lagi pasien yang dirujuk serta informasi kelangkaan obat sehingga harus menebus ke luar. Bila komitmen itu benar, yang diuntungkan masyarakat banyak yang selama ini sangat membutuhkan pelayanan prima.


Kritik :

         Secara umum, pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan terpusat pada kebutuhan serta harapan pelanggan. Sementara itu, nilai-nilai pelanggan menjadi titik tolak penyediaan pelayanan kesehatan dan menjadi persyaratan yang harus dapat dipenuhi. Ini yang berusaha kami perbaiki. Kami bertekad untuk meningkatkan akreditasi RSUD Barabai ini menjadi lebih baik. Sarana Infrastruktur akan lebih ditingkatkan serta yang tak kalah penting tentu tidak adanya lagi unsur KKN, kami akan berusaha untuk membuat segala kebijakan dan pengambilan keputusan secara lebih transparan, jujur, objektif dan akuntabel. Dimana tidak ada pembedaan golongan, ras,suku, agama, dan tingkat ekonomi.
          Masalah lemahnya leadership di RSUD Barabai ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kami dan saya selaku pejabat kesehatan, tidak mudah memang memilih seseorang untuk memimpin RSUD ini yang diharapkan dapat bekerja secara professional. Akan tetapi dengan terpilihnya Mayor Ckm dr Mochammad Afid Ayanto, Sp.OG, yang diketahui juga sudah punya banyak pengalaman dalam memanajemen instansi kesehatan, beliau pasti akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan RSUD ini. Beliau diharapkan dapat memimpin RSUD Damanhuri Barabai ini menjadi lebih bagus, baikdalam hal pelayanan,infrastruktur yang memadai, sarana dan prasana yang lengkap, dan tidak adanya pembedaan pelayanan. Dari segi kinerja pelayanan kesehatan, baik dalam pelayanan dasar (di puskesmas dan jaringannya) maupun pelayanan rujukan (rumah sakit). Kalau kita lihat kebelakang, upaya perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai dilakukan sejak tahun 1986 dengan diterapkannnya gugus kendali mutu di rumah sakit dan puskesmas serta pada pelayanan kesehatan yang lainnya.
       Perbaikan ini dilanjutkan dengan dikenalkannya toal quality management di tahun 1994 dan performance management pada tahun 1996. Untuk pelayanan kesehatan dasar di puskesmas, dikenalkan program jaminan mutu (quality assurance) pada tahun 1995 di provinsi Jawa Barat, jawa Timur dan lainnya melalui proyek kesehatan IV. Empat standart pelayanan telah disusun melalui program jaminan mutu tersebut, yaitu satndar penanganan diare, standar pelayanan imunisasi, standar penangananinfeksi saluran nafas atas, dan standar pelayanan antenatal, dalam bentuk lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas. Upaya perbaikan mutu semakin berkembang pada tahun 1998 yang difasilitasi melalui proyek kesehatan V yang melanjutkan upaya perbaikan mutu yang telah dirintis sebelumnya dengan berbagai inovasi serta diperkenalkannya manajemen kinerja (performance management) yang tidak hanya menekankan pada perbaikan proses saja, tetapi juga dengan pengukuran indicator kinerja sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses yang berkesinambungan. Kita mengenal program akreditasi rumah sakit, dimana pada awalnya tahun 1995  dilakukan untuk 5 jenis pelayanan, dan tahun 1997, program diperluas menjadi 12 pelayanan, dan tahun 2000 dikembangkan instrument 16 bidang pelayanan untuk menilai kedua puluh proses pelayanan di rumah sakit.
          Disamping akreditasi, penerapan sistem manajemen mutu mengikuti standar ISO 9001:2000 mulai dilakukan juga di puskesmas dan rumah sakit sejak tahun 2003. Hal tersebut untuk menjawab tuntutan global. Dari uraian yang telah disebutkan diatas, saya berkaca pada perkembangan dalam hal mutu perbaikan pada instansi Kesehatan di Indonesia, bukan hanya di RSUD Barabai ini, tapi juga instansi lainnya yang juga sangat vital yakni Puskesmas Barabai. Untuk melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan tersebut, saya tentu perlu untuk memperhatikan empat hal tingkat perubahan, diantaranya :  Pengalaman pasien dan masyarakat, Sistem mikro pelayanan, Sistem organisasi pelayanan kesehatan, dan  Lingkungan pelayanan kesehatan. Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif, pelayanan kesehatan harus berfokus pada pelanggan.
          Lingkungan pelayanan yang harmonis dan berseih dalam artian sikap maka tentu akan memberikan kepuasan pada pasien. System organisasi yang sistematis dan terstruktur dengan baik juga harus diperhatikan. Para staff dan coordinator harus bertanggung jawab penuh pada kewajiban yang diemban. Saya juga akan memilih para orang – orang penanggung kewajiban yang handal dan professional di bidangnya dalam memperbaiki mutu instansi ini agar lebih baik lagi. Pengalaman pasien dan masyarakat yang menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus mendapat perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi pelayanan kesehatan.
          Pengelolaan terhadap pengalaman pelanggan dapat terlaksana dengan baik jika dilakukan perubahan dan perbaikan pada sistem mikro pelayanan, sistem organisasi pelayanan kesehatan, dan lingkungannya. Sistem mikro merupakan unit kerja terdepan dalam organisasi yang memberikan pelayanan yang langsung dirasakan dan dialami oleh pasien dan masyarakat.  Pelayanan kesehatan pada sistem mikro diharapkan dilaksanakan menggunakan bukti terkini yang tersedia. focus pada pelanggan, berupa sistem pelayanan yang terkoordinasi dengan baik, terintegrasi dan efisien, serta sederhana dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.  Seperti yang dijelaskan Berwick (2002) bahwa ada 10 aturan dasar dalam pelayanan pelanggan, yaitu : Hubungan yang berkesinambungan dengan pelanggan, Pelayanan yang customized terhadap kebutuhan, nilai dan harapan pelanggan, Pelanggan sebagai sumber pengendali, Keterbukaan informasi pada pelanggan, Pengambilan keputusan berdasar bukti, Memberikan jaminan keamanan,Transparan, Kebutuhan pelanggan senantiasa diantisipasi, Efisien, dan Kerjasama antar petugas kesehatan merupakan prioritas.

          Bukan hanya masalah pelayanan yang musti di rombak, tetapi tentu fasilitas yang lebih memadai. Sarana alat – alat penunjang kesehatan tentu lebih di lengkapi dan di perbaiki. Obat – obatan standar harus sudah tersedia dan diharapkan tidak ada lagi pasien yang membeli obat di luar, hal ini juga seperti keluhan kebanyakan pasien. Juga tenaga para medis juga harus punya kompetensi standar yang bukan hanya professional tapi juga bermoral sesuai dengan tugasnya sebagai tenaga kesehatan. Jangan sampai misalnya ada seorang tenaga medis yang dalam pelayanan pada pasien tidak punya etika dengan berprilaku tidak sopan dan bahkan ada yang sampai menelantarkan pasien.

          Saya juga akan membuat kebijakan yang lebih ketat untuk aspek pelayanan dan kompensi tenaga medis. Karena hal ini saling berhubungan dan aspek vital dalam kemajuan akreditasi sebuah Rumah Sakit. Selain itu, kebersihan Rumah Sakit tidak dapat diremehkan dan bahkan merupakan aspek penting. Tenaga kebersihan perlu diperbanyak. Taman – taman sehat juga perlu di lestarikan dan dibina dengan baik.

          Untuk KKN, perlu di buat kebijakan yang lebih ‘mematikan’ agar tidak adanya sebuah dinasti dalam kepemimpinan di sebuah Rumah Sakit, tapi harusnya seorang yang kompeten di bidangnya yang harus memimpin. Saya sebagai pejabat kesehatan, akan semaksimal mungkin dalam kinerja perbaikan ini, saya optimis RSUD Barabai dan di Puskemasnya sendiri akan memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat dalam hal kesehatan.


REFERENSI 

sumber berita :  Menuju Pelayanan Prima “RSUD Damanhuri Berbenah”

0 komentar:

Posting Komentar