Pages

14 Desember 2014

Aku dan Pilihanku Public health



           Masuk public health sebenarnya bukanlah pilihan utama. Tau apa itu public health pun sebenarnya baru dari SMA, saat sedang bimbangnya memilih jurusan kuliah. Orang tua sebenarnya menghendaki saya untuk masuk Kedokteran dan menjadi seorang dokter. Seperti cita-cita dari kecil, masuk bidang yang sudah jelas ranah kerjanya, seperti dokter dan perawat ataupun guru. Bukan sebagai kesehatan masyrakat yang saat itu belum saya ketahui apa sebenaranya bidang kerjanya.Akan tetapi, saat melihat daftar jurusan beserta program studi di laman SNMPTN, saya melihat kesehatan masyarakat, dari situ mulai sedikit tertarik dan mencari lebih dalam melalui internet apa itu kesehatan masyarakat. Yang saya tangkap saat itu, kesehatan masyarakat itu intinya lebih kebidang pencegahan (preventif),bagaimana kita mengjaak masyarakat hidup sehat agar tidak sakit. Setelah berkonsultasi dengan orangtua dan guru, saya memilih Kesehatan Masyarakat pada pilihan pertama di SNMPTN dan teknik Sipil dipilihan kedua. Dari situ cit-cita saya berubah, sekaraang yang saya mau adalah menjadi seorang tenaag kesehatan, alas an saya tidak jadi masukan pend. Dokter adalah karena saya tidak suka dengan jarum suntik, bisa dikatakan pobia sebenarnya. Maka dari itu, kesma inilah yang saya tau seorang tenaga kesehatan yang tidak terllau banyak berhubungan dengan jarum suntik. Singkat crita, setelah dinyatakan lolos pada SNMPTN, say pun benar-benar bulat ingin menjadi seorang tenaag kesehatan. Saya telah mulai berjalan di jurusan ini dan saya tak boleh berhenti begitu sajasesulit apapun jalan yang nantinya saya lalui. Karena saya tau, orang tua dan keluarga sayapunya harapan dan imoian yang mereka sandarkan di pundak saya dan harus terus berusaha saya wujudkan. 

          Memang kesehatan masyarakat di Indonesia, sering dipahami keliru sebagai sebuah ilmu kedokteran sosial yang mengurusi aspek-aspek sosial dari sebuah profesi medis. Ada stigma di sebagian kalangan penyembuh profesional(baca:dokter) bahwa ilmu ini digeluti oleh orang-orang yang tersisih dan tak mampu bersaing di dunia medis sehingga beramai-ramai membentuk Fakultas Kesehatan Masyarakat(FKM) yang sering diplesetkan menjadi Fakultas Kedokteran (Maunya sih). Ada pula komentar sinis yang menyepelekan bidang tersebut sebagai program yang banyak bicara namun tak ada luaran – No Action Talk Only; dibandingkan dengan klinisi yang bersentuhan langsung dengan pasien dan mendapatkan pujian dan ucapan terima kasih dari pasien yang disembuhkannya. Padahal secara kasat mata, PH itu justru merupakan antitesis dari ilmu kedokteran itu sendiri. Ia mementingkan kesehatan orang banyak(komunitas) dibandingkan ilmu medis yang mengutamakan pengobatan individual; lebih mengutamakan pendekatan proaktif ketimbang kuratif yang reaktif (hanya menunggu permasalahan datang menghampiri; dan melibatkan pelbagai disiplin ilmu ketimbang hanya memandang manusia sebagai mahluk yang dibentuk jiwa dan raga semata. Selain itu kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Ketiga tujuan tersebut sudah barang tentu saling berkaitan dan mempunyai pengertian yang luas. Untuk mencapai ketiga tujuan pokok tersebut cara atau pendekatan yang dianggap paling efektif adalah melalui upaya-upaya pengorganisasian masyarakat.


         Pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat pada hakekatnya adalah menghimpun potensi masyarakat atau sumber daya (resources) yang ada didalam masyarakat itu sendiri untuk upaya-upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan mereka sendiri. 

          Dari ketrangan di atas,saya yakin tugas di Kesmas ini tak semudah kelihatannya, karena kita nantinya akan menjadi seorang yang berusaha mencegah orang lain sakit, bukan mengobati yang telah sakit. Di masyarakat yang majemuk ini, tentu tugas itu tidaklah gampang, maka dari itu, selain ilmu-ilmu tentang kesehatan, kita juga tentu belajar ilmu social dan etika yang baik, karena kita adlah agen pencegah dan promkes, bukan seorang doter. Selain itu, karena jurusan ini punya banyak bidang, maka lapangan pekerjaannya pun juga luas. Tidak hanya di rumah sakit atau puskesmas, tetapi juga di instansi dan perusahaan. Saya bersyukur sengan itu, karena seperti yang kita tau, mencari pekerjaan itu tidak mudah. Harapan saya di jurusan pubic health yang telah saya jejaki baru beberapa bulanini, dapat benar-benar menjadikan saya nantinya menjadi seorang tenaga kesehatan yang berkualitas dan tentu saya akan lebih beruaha dan terus beelajar. Karena kita adalah agen pencegah yang harus berjuang lebih keras agar masyarakt, minimal dilingkungan kita sendiri dapat hidup lebih sehat.


0 komentar:

Posting Komentar